Fosil
bangau dengan tinggi sekitar 180 sentimeter ditemukan di Indonesia.
Fosil itu ditemukan di Flores, kawasan yang sama dengan penemuan fosil
spesies manusia cebol, homo floresiensis yang hidup hingga sekitar 17
ribu tahun lalu.
Seperti diketahui, homo floresiensis merupakan spesies manusia purba yang sangat dekat dengan manusia modern, namun dengan ukuran yang lebih kecil. Ditemukan pertama kali pada 2004, tinggi spesies ini umumnya hanya mencapai 90 sentimeter.
Spesies bangau baru yang ditemukan, diberi nama Leptoptilos robustus dengan tinggi mencapai 180 sentimeter itu berbobot hingga sekitar 16 kilogram. Menurut peneliti, ini menjadikan spesies bangau tersebut sebagai bangau terbesar dan terberat dibandingkan bangau Marabou yang tingginya bisa mencapai 152 sentimeter dan bobot seberat 9 kilogram.
Dengan tinggi 180 sentimeter, bangau yang tinggal di pulau yang sama dengan manusia Flores diperkirakan dapat mengganggu kehidupan manusia tersebut.
“Fosil bangau yang ditemukan berusia di antara 20 hingga 50 ribu tahun,” kata Hanneke Meijer, palaeontologis dari Smithsonian National Museum of Natural History di Washington yang menemukan fosil itu bersama Rokus Due, arkeolog dari National Center for Archaeology di Jakarta, Indonesia.
Sekitar 15 ribu tahun lalu, kata Meijer, seperti dikutip dari UPI, 10 Desember 2010, iklim di Flores berubah dari kering menjadi basah. “Kemungkinan, perubahan iklim ini yang menyebabkan sejumlah spesies di pulau tersebut menjadi punah,” ucap Meijer
Seperti diketahui, homo floresiensis merupakan spesies manusia purba yang sangat dekat dengan manusia modern, namun dengan ukuran yang lebih kecil. Ditemukan pertama kali pada 2004, tinggi spesies ini umumnya hanya mencapai 90 sentimeter.
Spesies bangau baru yang ditemukan, diberi nama Leptoptilos robustus dengan tinggi mencapai 180 sentimeter itu berbobot hingga sekitar 16 kilogram. Menurut peneliti, ini menjadikan spesies bangau tersebut sebagai bangau terbesar dan terberat dibandingkan bangau Marabou yang tingginya bisa mencapai 152 sentimeter dan bobot seberat 9 kilogram.
Dengan tinggi 180 sentimeter, bangau yang tinggal di pulau yang sama dengan manusia Flores diperkirakan dapat mengganggu kehidupan manusia tersebut.
“Fosil bangau yang ditemukan berusia di antara 20 hingga 50 ribu tahun,” kata Hanneke Meijer, palaeontologis dari Smithsonian National Museum of Natural History di Washington yang menemukan fosil itu bersama Rokus Due, arkeolog dari National Center for Archaeology di Jakarta, Indonesia.
Sekitar 15 ribu tahun lalu, kata Meijer, seperti dikutip dari UPI, 10 Desember 2010, iklim di Flores berubah dari kering menjadi basah. “Kemungkinan, perubahan iklim ini yang menyebabkan sejumlah spesies di pulau tersebut menjadi punah,” ucap Meijer
0 komentar:
Posting Komentar