Tampilkan postingan dengan label Music. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Music. Tampilkan semua postingan

5 Mar 2011

IWAN FALS



Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir 3 September 1961 di Jakarta) adalah seorang penyanyi beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia.

Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia (terutama Jakarta) di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.

Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.

Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.

Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.

Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.

Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal karirnya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.

Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.[rujukan?] Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.

Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror.[rujukan?] Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.

Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.


Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan disela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI.

Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.

Keluarga

Iwan lahir dari Lies (ibu) dan mempunyai ayah tiri Haryoso (almarhum). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.

Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.

Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).

Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anissa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa.

Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.

Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.

Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan seliar dahulu. Lirik-lirik lagunya terkesan lebih dewasa dan puitis. Iwan Fals juga lebih banyak membawakan lagu-lagu bertema cinta baik karangannya sendiri maupun dari orang lain.

Pada tanggal 22 Januari 2003, Iwan Fals dianugrahi seorang anak lelaki yang diberi nama Rayya Rambu Robbani. Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti almarhum Galang Rambu Anarki dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik seorang Iwan Fals.


Di luar musik dan lirik, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya meninggal dunia Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan jenggot yang dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal.

Peranan istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rossana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Fals lebih profesional dalam berkarir.


12 Jan 2011

BIOGRAFI KOESPLUS



Koes Plus adalah sebuah grup musik Indonesia yang terkenal pada tahun 1970-an.

Lagu-lagu yang biasa mereka mainkan merupakan lagu yang sederhana baik dalam syair, musik, maupun melodi. Ciri khasnya adalah perpaduan suara khas dari vokalis mereka ( Yon dan Yok).

Bahkan banyak dibawakan oleh penyanyi lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh “Lex's Trio” membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, “Cintamu T'lah” Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, “Manis dan Sayang” yang dibawakan oleh Kahitna. Sampai sekarang Koes Plus masih eksis walaupun tinggal 2 anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif ditambah musisi lain dari luar.

Tetapi kebanyakan mereka hanya menyanyikan lagu-lagu lama. Dalam suatu acara Mengenang Koes Plus di RCTI (sekitar tahun 1995), seseorang dari jajaran direksi Remaco bernama Eugene Timothy (yang banyak merekam lagu Koes Plus) menyatakan bahwa sampai sekarang tidak ada kelompok musik yang beat-beatnya seperti Koes Plus. Mungkin dia ingin mengatakan bahwa lagu-lagu Koes Plus yang sederhana itu iramanya gampang diikuti dan enak didengar.

Para penggemar Koes Plus harus menunggu-nunggu di depan TVRI (kala itu tidak ada TV Swasta) begitu mengetahui bahwa Koes Plus bakal tampil di acara televisi.


Perjalanan karir
Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.

Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.

Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.

Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh lewat group Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.

Group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”. Sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus. Seperti pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.

"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"

“Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.

Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.

Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.

Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.

Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album termasuk album instrumentalia. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.

Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk periode kelompok Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).

Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)

Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).

Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.

Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.

Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan kawan-kawan (Murry beberapa kali tidak tampil karena sakit) membawa nama Koes Plus harus manggung untuk mendapatkan uang. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya mereka harus menjual suara dan tenaganya. Yon memang tidak merasakan ini sebagai beban. Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar seperti ini.

Berikut adalah discography dari Koes Plus

1 1969 KOES PLUS VOLUME 1
2 1970 KOES PLUS VOLUME 2
3 1970 KOES PLUS VOLUME 3
4 1970 KOES PLUS VOLUME 4 BUNGA DI TEPI JALAN
5 1971 KOES PLUS VOLUME 5
6 1972 KOES PLUS VOLUME 6
7 1972 KOES PLUS VOLUME 7
8 1973 KOES PLUS VOLUME 8
9 1973 KOES PLUS VOLUME 9
10 1974 KOES PLUS VOLUME 10
11 1974 KOES PLUS VOLUME 11
12 1974 KOES PLUS VOLUME 12
13 1975 KOES PLUS VOLUME 13
14 1975 KOES PLUS VOLUME 14
15 1978 KOES PLUS 78 BERSAMA LAGI
16 1978 KOES PLUS 78 MELATI BIRU
17 1979 KOES PLUS 79 MELEPAS KERINDUAN
18 1979 KOES PLUS 79 BERJUMPA LAGI
19 1979 KOES PLUS 79 AKU DAN KEKASIHKU
20 1980 KOES PLUS 80 JERITAN HATIKU
21 1981 KOES PLUS 81 SEDERHANA BERSAMAMU
22 1981 KOES PLUS 81 ASMARA
23 1983 KOES PLUS 83 DADADADA
24 1983 KOES PLUS 84 PALAPA
25 1984 KOES PLUS 84 ANGIN SENJA & GELADAK HITAM
26 1987 KOES PLUS 87 CINTA DI BATAS KOTA

28 1973 KOES PLUS NATAL 1973
29 1974 KOES PLUS QASIDAH VOLUME 1
30 1974 KOES PLUS NATAL
31 1974 KOES PLUS THE BEST OF KOES
32 1974 KOES PLUS POP ANAK-ANAK VOLUME 1
33 1974 KOES PLUS ANOTHER SONG FOR YOU
34 1975 KOES PLUS SELALU DIHATIKU
35 1975 KOES PLUS POP ANAK-ANAK VOLUME 2
36 1976 KOES PLUS IN CONCERT
37 1976 KOES PLUS HISTORY OF KOES BROTHERS
38 1976 KOES PLUS IN HARD BEAT VOLUME 1
39 1976 KOES PLUS IN HARD BEAT VOLUME 2
40 1976 KOES PLUS IN FOLK SONG VOLUME 1
41 1981 KOES PLUS MEDLEY 13 TH KARYA KOES PLUS
42 1982 KOES PLUS 82 KOPERASI NUSANTARA
43 1983 KOES PLUS REARRANGE I & II
44 1984 KOES PLUS ALBUM NOSTALGIA PLATINUM 1
45 1984 KOES PLUS ALBUM NOSTALGIA PLATINUM 2

48 1974 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 1
49 1974 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 2
50 1975 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 3
51 1976 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 4
52 1978 KOES PLUS 78 POP MELAYU CUBIT CUBITAN
53 1979 KOES PLUS 79 POP MELAYU
54 1981 KOES PLUS 81 POP MELAYU OKE BOSS
55 1981 KOES PLUS MEDLEY DANGDUT 13 TH KARYA KOES PLUS

56 1985 KOES PLUS 85 GANJA KELABU
57 1987 KOES PLUS 87 LEMBAH DERITA

58 1974 KOES PLUS POP JAWA VOLUME 1
59 1974 KOES PLUS POP JAWA VOLUME 2
60 1975 KOES PLUS POP JAWA VOLUME 3
61 1977 KOES PLUS POP JAWA VOLUME 4
62 1974 KOES PLUS POP KERONCONG VOLUME 1
63 1974 KOES PLUS POP KERONCONG VOLUME 2
64 1976 KOES PLUS POP KERONCONG VOLUME 3
65 1982 KOES PLUS 81 POP KERONCONG
66 1976 KOES PLUS POP JAWA MELAYU

67 1974 KOES PLUS VOLUME 8 (INSTRUMENTAL)
68 1974 KOES PLUS VOLUME 9 (INSTRUMENTAL)
69 1974 KOES PLUS VOLUME 10 (INSTRUMENTAL)
70 1974 KOES PLUS VOLUME 11 (INSTRUMENTAL)
71 1976 KOES PLUS VOLUME 12 (INSTRUMENTAL)
72 1974 KOES PLUS THE BEST OF KOES (INSTRUMENTAL)
73 1974 KOES PLUS POP JAWA VOL 1 (INSTRUMENTAL)
74 1974 KOES PLUS POP JAWA VOL 2 (INSTRUMENTAL)
75 1974 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 1 (INSTRUMENTAL)
76 1975 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 2 (INSTRUMENTAL)
77 1974 KOES PLUS POP KERONCONG VOLUME 1 (INTRUMENTAL)
78 1984 KOES PLUS ALBUM NOSTALGIA PLATINUM
(INTRUMENTAL)

1 1962 KOES BERSAUDARA ANGIN LAUT (KUMPULAN SINGLE)
2 1965 KOES BERSAUDARA TO THE SO CALLED THE GUILTIES
3 1965 KOES BERSAUDARA JADIKAN AKU DOMBAMU
4 1977 KOES BERSAUDARA SERI PERDANA KEMBALI
5 1978 KOES BERSAUDARA VOLUME 2
6 1980 KOES BERSAUDARA 80 GLODOK PLAZA BIRU
7 1979 KOES BERSAUDARA BOLEH CINTA BOLEH BENCI
8 1986 KOES BERSAUDARA 86
9 1987 KOES BERSAUDARA 87 KAU DATANG LAGI
10 1987 KOES BERSAUDARA 87 BOSSAS
11 1987 KOES BERSAUDARA 87 POP ANAK ANAK
12 1977 KOES BERSAUDARA POP JAWA VOLUME 1
13 1987 KOES BERSAUDARA 87 POP JAWA
14 1977 KOES BERSAUDARA POP KERONCONG VOLUME 1
15 1977 KOES BERSAUDARA POP MELAYU

Biografi Caffeine band



Caffeine adalah grup band Indonesia yang didirikan di Bandung Jawa Barat pada tahun 1996 dengan digawangi oleh Rudy, Benny, Danny, Daniel, Yandi, dan Yudie pada formasi awalnya. Setelah meninggalnya Yandi, posisinya digantikan oleh Gagan. Tapi sejak pertengahan September 2010, atau lebih tepatnya setelah lebaran 2010 Gagan resmi mengundurkan diri.
Kemunculannya di blantika musik Indonesia memang tak terbantahkan mampu menorehkan sebuah catatan tersendiri. Sejak mengawali karirnya di tahun 2001, skuad asal Bandung ini langsung melesat menjadi sebuah band yang cukup diperhitungkan berkat raihan prestasi double Platinum pada debut album bertajuk Hijau. Kendati langkah berikutnya tidak semulus album perdana, namun album kedua, Yang Tak Terlupakan makin mengukuhkah eksistensinya ditengah geliat band-band baru yang mulai menjamur. Akhirnya penghargaan platinum kembali dalam genggaman Caffeine berkat respon positif pasar di album ketiganya yang berjudul Ditelinga & Dimataku. Tak ayal, kegemilangan ini menjadikannya Caffeine sebagai salah satu band papas atas negeri ini dan namanya pun cukup terdengar hingga pelosok nusantara. Bahkah kini, ditengah kondisi tidak merilis album dalam waktu lama dan derasnya arus pendatang baru yang semakin menggerus eksistensi band-band pendahulu, nama Caffeine masih tetap terngiang di kuping masyarakat.
“Mungkin sempat terkesan bahwa beberapa tahun kebelakang ini Caffeine menghilang. Padahal kami hanya sedang tidak ada show on air, sehingga jarang muncul dilayar kaca. Dan sepeningggalnya Yandi, sang basis, tentunya kami perlu konsolidasi. Sejumlah basis sempat kami rekrut sebagai additional player, tapi karena mereka juga punya band masing-masing, terpaksa Caffeine harus menyesuaikan diri dengan jadwal manggung band mereka dan itu cukup menguras waktu. Namun semangat bermusik kami kembali meninggi dengan kehadiran Gagan, sang basis baru kami dan Caffeine kini merasa lengkap sebagai sebuah grup band utuh dan siap kembali menyapa para Caffematte serta penikmat musik di tanah air,” tandas Rudy. Ya, cerminan semangat tinggi Rudi (vokal), Beni (gitar), Gagan Erwin (bas), Dani (gitar), Daniel (keyboard) dan Yudi (drum) sekarang bisa dirasakan dalam album ternyar mereka bertajuk Demi Cintaku, rilisan Nagaswara, label yang kini menaungi mereka. Hadir dengan sepuluh lagu yang masih menebarkan kekuatan cinta khas Caffeine yang sekarang semakin matang, sesuai dengan perkembangan musikalitas dan jiwa para personilnya. “Sebenarnya materi yang tersaji sudah siap sejak dua tahun lalu namun karena adanya penundaan dan pergantian label, akhirnya baru bisa sekarang dirilis. Di album ini kami lebih matang dan cukup detail baik secara konsep, proses recording hingga mixing/mastering.Tidak lupa kami juga sangat terbuka dengan perkembangan musik, sehingga musik kami dekat di kuping pendengar,” ujar Beni.

Biography 7 Kurcaci

Sebuah acara yang bertajuk “Special Menu ala EnHaii” yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung pada tanggal 11 Oktober 1998 adalah awal terbentuknya 7 Kurcaci. Formasi band terdiri dari 7 orang mahasiswa kampus itu sendiri, dan oleh sebab itulah makanya band itu menamakannya 7 Kurcaci.

Karena
kemauan yang ingin sekali memberikan warna lain dari pada acara itu maka sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam 7 Kurcaci ini sepakat membawakan musik dengan aliran musik yang memang berbeda pada saat itu, yaitu RAP CORE atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Hip Metal. Setelah mengikuti audisi, 7 Kurcaci termasuk salah satu band yang terpilih menjadi pengisi di acara tersebut. Dengan kesepakatan bersama setelah acara itu kami membuat suatu komitmen untuk terus menjalankan band ini sebagai band yang tidak hanya main untuk satu acara kampus saja tetapi juga di café (bukan band reguler) dan di event-event yang ada di manapun ada kesempatan. Seiring berjalannya waktu hingga akhirnya menghadapkan 7 Kurcaci pada suatu kesempatan Recording, kamipun masuk dapur rekaman di bawah label Musica Studio's yang bertempat di Jakarta.

Dengan hit single Malam Minggu yang videoklipnya digarap oleh Oleg Sanca Bachtiar dar Broadcast Design Indonesia kami mengusung suatu aliran musik yang memberikan nuansa baru di blantika musik Indonesia. Sebagaimana biasanya 7 Kurcaci pun juga merasakan proses gonta-ganti formasi. Baik itu gitaris ataupun vokalis serta keyboardis yang pada akhirnya digantikan oleh seorang DJ. Pada akhirnya hingga saat ini 7 Kurcaci hanya beranggotakan 4 orang pemain tetap, yaitu Gitaris, Bassis, Drum dan Vokalis. Tetapi bila melakukan suatu pertunjukan band ini memakai beberapa orang additional player guna melengkapi kekosongan posisi. Masih dibawah label Musica Studio's, bulan Oktober 2003 akhirnya album kedua 7 Kurcaci berjudul 2da Beat berhasil dirilis dengan hit single pertamanya “Kembali”.Kelompok yang anggotanya tujuh orang cowok ini baru aja ngerilis album yang berjudul 7 Kurcaci dan berisikan 12 nomor Hip metal gres yang cukup menarik untuk disimak. Dengerin aja lagu-lagu macam Malam Minggu, Lorong, Junkee, Bo'ong dan a.i.d.s. Lagu-lagu itu boleh dibilang bisa dijadikan pakem pegangan bagi perkembangan lagu-lagu Hip Metal yang diproduksi oleh kelompok-kelompok sejenis di Indonesia.
Lagu-lagu karya 7 Kurcaci mampu menghadirkan perpaduan sempurna sound hip metal yang heboh dan penggunaan Bahasa Indonesia yang tepat. Hasilnya, bahasa yang digunakan oleh kelompok ini tidak terdengar janggal dan mampu diterima oleh penggemar hip metal lokal.

Meskipun sudah cukup baik, kami nilai pengerjaan album yang satu ini belum maksimal. Pasalnya, masih banyak hal-hal yang bisa digali dari musikalitas personelnya yang lumayan berada di atas rata-rata. So 7 Kurcaci, album kedua lebih baik lagi ya!Biarpun hip-metal baru jadi trend sekarang-sekarang, tapi 7
Kurcaci, band hip-metal asal Bandung ini mengaku sudah memainkan jenis musik ini sejak dua tahun lalu. “Kita udah mainin musik-musik kayak gini sejak lama dari jamannya rap core. Jadi sama sekali nggak ngekor,” tegas Kuple, sang basis berambut gimbal. Dulu, kenang Devit, sekitar tahun 1998 mereka selalu dianggap beda karena sudah memainkan jenis musik rap-core. Padahal saat itu jamannya ska dan R&B.Meskipun harus kena tuduhan ngekor trend, toh ada untungnya juga buat 7 Kurcaci. Paling nggak setelah hip-metal mulai disukai grup yang didirikan 11 Oktober 1998 ini termasuk menjadi yang terdepan di Indonesia.Lewat debutnya yang bertitel sama dengan namanya, 7 Kurcaci berhasil menarik perhatian publik musik rock di tanah air.

Ini bisa dilihat dari hit singelnya Malam Minggu yang sering diputer radio-radio terkemuka di tanah air. Untuk itu Resy (vokal), Devit (gitar), Ryad (gitar), E-Munk (vokal), Kuple (bas), Dj Cruz (DJ) dan Vicky (drum) boleh berbangga. Soalnya mereka nggak kayak grup-grup lain yang sibuk nawarin demo-tape kemana-mana, 7 Kurcaci malah ditawari rekaman oleh pihak Musica Studio setelah melihat penampilan mereka.Biarpun mengaku terpengaruh dengan musik Limpbizkit, 7 Kurcaci menolak bila disebut mengekor. “Jenis musik kita cocok dengan Limpbizkit, tapi kita nggak mencontoh. Kalau terpengaruh iya,” kata Devit lagi.Lagian, tambah Kuple, grupnya saat ini sudah memiliki konsep dan visi musik yang jelas.

Artinya nggak akan gampang terpengaruh warna musik kelompok lain. Dan yang lebih penting, “Kami akan tetap konsisten memainkan musik seperti ini. Karena pada dasarnya musik kami mainkan ini rock. Dan rock itu nggak pernah mati, paling-paling ada pergeseran sound sesuai dengan perkembangan tehnologi itu sendiri,” sambung Devit.Jadi menurut penuturan Devit, 7 Kurcaci nggak perlu takut dengan perubahan trend. “Kami akan tetap memainkan hip-metal sampai kapanpun,” ucap gitaris berkaca mata minus ini matap.Satu lagi grup pendatang baru di belantika musik Indonesia. 7 Kurcaci dalam albumnya yang berjudul Malam Minggu memberikan sebelas lagunya yang keren dan fantastik.

Melalui album ini kamu bisa menikmati lagu-lagu seperti Lorong Hitam, Pusing, Bo’ong dan tidak ketinggalan lagu andalan mereka Malam Minggu. Kalau tidak mau kehabisan, segera miliki kasetnya sekarang !

Wayang : Biografi



Pertengahan tahun 1995 atau tepatnya 11 Juni 1995 terbentuk group band yang bernama Wayang. Wayang terdiri dari 4 personil yang masih mempunyai hubungan keluarga yaitu Wahyu Adrianto (Adri) pada posisi Keyboard, Ahmad Fauzi (Odjie) pada posisi Bass, Ramdhan Wahyudi (Yudi) pada posisi Gitar dan Vocal, Gilang Ariestya (Gilang) pada posisi Drum. Mereka mengikuti berbagai macam Festival Band di Jakarta selama dua tahun dan juga sering tampil sebagai band pembuka. Didasari dari keinginan bermusik yang dalam dan apa yang dicita-citakan sebuah band untuk mempersembahkan karya bermusiknya, pada tahun 1997 Wayang mencoba mengirimkan demo lagunya ke Recording Company dan RIS Musik Wijaya selaku Recording Company yang pada saat ini telah menjadi BMG Music Indonesia mengontrak Wayang. Di tahun 1997 itulah apa yang dicita-citakan oleh Wayang terwujud dan pada tanggal 26 Agustus 1997 Wayang mengeluarkan album perdananya yang bertitle Damai dan berhasil menembus pasaran dengan total album terjual 250.000 copy.
           
Album kedua yang bertitle Dongeng direlease pada tahun 1999, masih dibawah bendera BMG Music Indonesia dan total album terjual sebanyak 275.000 copy. Seiring bertambahnya usia dan perkembangan bermusik mereka, Wayang pun menampilkan kedewasaan dalam bermusik yang diantaranya menulis tentang cinta yang mereka tuangkan kedalam album ketiga pada tahun 2000 dengan album bertitle Transisi dibawah bendera BMG music Indonesia. Didalam perubahan bermusik dan lirik mereka di album ketiga merubah penjualan mereka dengan total album terjual sebanyak 200.000 copy. Di tahun 2001 mereka mengeluarkan album The Best dengan title The Best of Wayang dan berhasil meraih angka penjualan sebanyak 300.000 copy. Album kelima mereka yang direlease pada tahun 2002 dengan mengambil judul album dari perubahan logo mereka yaitu WYG yang mencerminkan kesederhanaan dari kedewasaan mampu terjual dengan total penjualan sebanyak 350.000 copy. Pada tahun 2003 telah merelease album yang ke enam dengan title Dari Hati yang isi dari lagu-lagu di album ini 100% merupakam isi dari curahan hati dari para personil Wayang sendiri. Album ini mampu terjual sebanyak 100.000 copy. Dengan konsistensi, eksistensi dan totalitas dalam bermusik, pada pertengahan bulan Oktober tahun 2005 WAYANG telah merelease album ke tujuh mereka dibawah bendera SONY - BMG, dengan judul album Belum Telambat.
Setelah 3 tahun vakum group band Wayang hadir kembali kedunia musik dengan mengeluarkan album terbaru mereka yang berjudul PERBEDAAN. Album Perbedaan ini di rilis pada tanggal 22 Desember 2008 dibawah bendera Universal Musik Indonesia. Di album Perbedaan Wayang menambah 1 orang personil untuk posisi Gitar. Dan di album Perbedaan ini Wayang mere-aransemen lagu di album kedua mereka yang berjudul Dongeng. Pada lagu ini terlihat sekali kematangan dan kedewasaan bermusik mereka. Semoga persembahan dan hasil karya cipta dari kami Wayang band bisa diterima oleh insan pencinta musik anak bangsa.


Chord Bass

Buat yang megang bass gan...
http://www.walrusproductions.com/images/bassminilarge.jpg

Chord Gitar


Nih ane kasih chord gitar buat aganwan dan aganwati yang mau belajar gitar....
Iiil: )

biografi : Panber`s








Sebelumnya ane copas dari blog nya Panbers ndiri gan...
nih sumbernya :
http://www.panbers.com/biografi.htm
Panbers adalah satu nama kelompok pemusik yang merupakan kependekan dari Pandjaitan Bersaudara.Kelompok yang dirintis sejak tahun 1960-an dan mulai rekaman di tahun 1971 ini terdiri dari empat orang kakak beradik kandung putra-putra dari Drs. JMM Pandjaitan, S.H, (Alm) dengan BSO Sitompul. Mereka adalah Hans Pandjaitan, Benny Pandjaitan, Doan Pandjaitan dan Sido Pandjaitan.
Dengan mengibarkan bendera Panbers, mereka merintis karir mereka di ibukota, mulai dari mengisi acara-acara hiburan di pesta sekolah dan pesta anak muda yang kala itu dikenal dengan 'pesta dayak'. Dengan modal tekad yang bulat serta perjuangan yang gigih mereka mencoba mencipta lagu dan membawakannya di pests-pesta masa itu. Satu nomor yang tak henti mereka bawakan adalahAkhir Cinta, sebuah nomor yang melodius yang tiada bosan mereka hantarkan dimana saja mereka  mengadakan pertunjukan. Lewat nomor tersebut pulalah nama Panbers mulai dikenal dan membuat era baru dalam dunia musik Indonesia.
Perjalanan karir Panbers diawali dengan kemunculan pertamanya lewat panggung Istora Senayan pada acara Jambore Bands 1970 yang membawa nama Panbers lebih dikenal luas. Terlebih setelah kesempatan muncul di televisi terbuka sudah buat mereka. Maka melengkinglah lagu-lagu orisinil karya mereka sendiri seperti Bye Bye, Jakarta City Sound, Akhir Cinta, Hanya Semusim Bunga danHanya Padamu
Keberhasilan performance mereka di televisi rupanya menarik perhatian bapak Digita Mimi, seorang Manajer perusahaan piringan hitam Dimita Molding Industries, yang kemudian mengantar kelompok Panbers ke dunia rekaman. Mereka diberi kepercayaan untuk mangabadikan lagu-lagu mereka ke dalam bentuk piringan hitam ebonite. Seperti yang telah diketahui, muncullah hit mereka yang abadi,Akhir Cinta yang selalu terpatri di hati penggemar blantika musik Indonesia. Satu tahapan kesuksesan mereka terenggut lewat long play ke-49 produksi PT. Dimita yang bersejarah itu.
Bahkan dengan modal lagu ciptaan sendiri yang berjudul Jakarta City Sound,mereka dipercaya untuk mendampingi band sekelas the Beeges saat group tersebut datang dan mengadakan konser di Stadion Senayan (Gelora Bung Karno)pada tahun 1974 yang dimana sambutan penonton pada saat itu tidak kalah ramainya dengan sambutan band legendaris asal Australia/Inggris tersebut.
Untuk mengikuti perkembangan musik, Kelompok Panbers yang telah kehilangan Hans Pandjaitan, menambah personel ke dalam grup mereka yaitu Maxi Pandelaki yang diberi kesempatan untuk mengisi posisi bas. Sedangkan, Hans Pandjaitan diganti dengan seorang musikus yang bernama Hans Noya.
Panbers telah menciptakan lebih dari 700 lagu dalam ratusan album, baik yang beraliran pop, rock, rohani, keroncong bahkan melayu. Hingga kini kelompok Panbers masih eksis meramaikan dunia musik Indonesia, tidak hanya aktif show-show ke daerah-daerah namun mereka juga masih meliris album.

Biodata Personil Panbers:
Klik Untuk Gambar Besar!Klik Untuk Gambar Besar!Klik Untuk Gambar Besar!
1.Hans Panjaitan(alm)
Vokalis, Guitar
Garut,Jawa Barat
(in memoriam)
2.Benny Panjaitan
Vokalis, Guitar
Tarutung,Sumatera Utara
14 September 1947
Hobby:swimming,jogging
Panbers favorit songs:
Risau Musikus favorit:Beegees,Pavarotti,
Led Zepellin
3.Doan Panjaitan
Vokalis, Keyboard, Bass
Sibolga,Sumatera utara
15 July 1949
Hobby:melukis, berburu,
memancing
Panbers favorit songs:
Pelita hati
Musikus favorit:Queen
Klik Untuk Gambar Besar!Klik Untuk Gambar Besar!Klik Untuk Gambar Besar!
4.Asido Panjaitan
Vokalis, Drummer
Jakarta,1 February 1951
Hobby:swimming
Panbers favorit songs:
Maafkan daku
Musikus favorit:
Dennis Chamber
5.Max Pandelaki
Vokalis, Keyboard, Bass
Surabaya,16 May 1954
Hobby:all about music,
 travelling, swimming
Panbers favorit songs:Haai
Musikus favorit:Beatles
6.Hans Noya
Vokalis, Guitar
Makassar,3 April 1954
Hobby:all about music
Panbers favorit songs:
Cinta Abadi
Musikus favorit:Rolling stone,
Jimi Hendrix

Ian Antono : Biografi


Ian Antono atau lengkapnya Jusuf Antono Djojo adalah seorang musisi gitar handal yang kini bermain untuk grup musik God Bless, pinpinan Ahmad Albar. Namun begitu, kesuksesan Ian dilaluinya melewati Gong 2000, Sapta Nada, Bentoel Band dan AKA Band. Sebelum akhirnya mendarat pada grup yang kini ditinggal vokalisnya akibat kasus narkoba itu.

Lahir di Malang, Jawa Timur, 29 Oktober 1950, Ian pertama kali bergabung dengan musisi Abadi Soesman, sebelum kemudian pada 1970 hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan Bentoel Band. Baru pada 1974, Ian resmi menjadi gitaris God Bless, dan merilis album seperti Huma Di Atas Bukit (1975), Cermin (1980) dan Semut Hitam (1989). Dia juga sempat berduet dengan gitaris rock Eet Sjahranie dalam memainkan lirik God Bless.

Di tengah aktifitasnya di God Bless, Ian Antono juga aktif di Gong 2000 dan merilis album Bara Timur (1991), Laskar (1994) dan Prahara (1996). Kemampuan Ian di dunia musik seperti menjadi jaminan, dirinya tercatat pernah bekerja sama dan mengantarkan sukses album bagi Iwan Fals, Anggun C. Sasmi, Nicky Astria, Doel Sumbang, Gito Rollies, Ebiet G Ade, Ikang Fawzi dan lain-lain.

Sosok Ian Antono tidak bisa dipisahkan dari percaturan musik rock Indonesia. Kepiawaiannya memainkan gitar patut diacungi jempol. Melodi yang dimainkan begitu kuat dan berkarakter. Tak heran jika dia banyak menjadi sumber inspirasi bagi para grup band khususnya gitaris muda Indonesia. Bersama grup God Bless dan Gong 2000 Ian ikut andil dalam mewarnai perwajahan musik rock tanah air. Ian Antono secara mumpuni tak hanya sebagai gitaris tetapi juga arranger, komposer, dan produser. Nicky Astria dan Anggun C Sasmi adalah lady rocker yang lahir dari tangan dinginnya.

Kini sudah lebih dari tiga dasa warsa musisi yang dijuluki "Dewa Gitar Indonesia" ini berkiprah. Dan sudah ratusan masterpiece ia lahirkan dari tangannya. Sungguh sayang jika membiarkan karya-karya bernilai itu menganggur begitu saja menjadi katalog. Adalah Sony Music yang memprakarsai pembuatan sebuah album tribute untuk Ian Antono yang langsung mendapat dukungan antusias dari para musisi dan grup musik.

"Sudah lama kami berencana membuat album tribute untuk musisi Indonesia yang dianggap paling berpengaruh, dan Ian Antono adalah orang yang tepat. Banyak karyanya yang monumental dan masih dicari orang untuk dikoleksi. Untuk itu konsep album Tribute to Ian Antono ini adalah menampilkan karya besar Ian yang dibawakan secara khusus oleh para musisi dan band muda berpotensi, " jelas Jan N Djuhana, Senior A&R Director Sony Music.

Gayungpun bersambut. Ian Antono langsung menyodorkan tak kurang 50 lagu untuk dipilih. Dan terdapatlah 12 lagu hasil pilihan masing-masing band yang terlibat dimana kebetulan lagu-lagu itu mewakili perjalanan karir Ian Antono dari tahun 70 - 90-an.
"Dalam perjalanan saya sebagai seorang musisi, komposer, dan produser, inilah satu kebanggaan saya manakala mendapati lagu-lagu saya dibawakan oleh para musisi muda dengan warna dan karakter masing-masing,"ungkap Ian mengenai album ini.

Untuk lebih lengkapnya dapat disimak susunan lagunya berikut ini:
Rumah Kita - All ArtistAlbum Semut Hitam - God Bless (1987). Dengan aransemen yang apik, semua artis menunjukkan kebolehannya masing-masing berkolaborasi membawakan lagu ini. Sebagai lagu yang sangat ngetop dan tak lekang dimakan jaman tak heran jikaRumah Kita menjadi lagu jagoan dari album Tribute To Ian Antono.
Saksi Gitar Tua - Padi Album Bara Timur - Gong 2000 (1991)
Tertipu Lagi - GIGI Album Duo Kribo Vol.2 (Pelacur Tua) (1978)
Uang - Cokelat Album Uang - Happy Pretty (1986).
Bla-Bla-Bla - Edane Album Semut Hitam - God Bless (1987)
Menanti Kejujuran - Rebek Album Laskar - Gong 2000 (1993)
Neraka Jahanam - Yovie & Nuno Album Duo Kribo Vol. 1 (Neraka Jahanam) (1977)
Untuk Selamanya - The Collaboration Lagu tahun 87 ini sempat dibawakan oleh penyanyi Adolf Wemay
Yang Hilang - GallagasiAlbum Laguku - Ahmad Albar (1980) Gallagasi ini adalah band baru yang terdiri dari 3 personil Evan Antono (drum), Rocky Antono (bass), yang tak lain adalah anak dari Ian Antono, dan Kurnia (vokal). Khusus di lagu ini Ian Antono bertindak sebagai Arranger dan lead gitaris.
Zakia - Boomerang Album Zakia - Ahmad Albar (1979) Lagu dengan irama dangdut ini digubah total menjadi rock habis oleh Boomerang, tentunya dengan ciri khasnya.
Panggung Sandiwara - Sheila On 7 Album Duo Kribo Vol. 3 1978
Suka - /rif Album Suka - Nicky Astria (1998)

Pengagum The Beatles ini hijrah ke Jakarta pada tahun 1969 bersama Abadi Soesman Band. 1971 ia bergabung bersama Band Bentoel, dan mulai meniti karir sebagai arranger antara lain dengan menggarap proyek untuk Emilia Contessa, Anna Matovani, dan Trio The Kings, 1974 bergabung dengan God Bles (formasi: Ahmad Albar, Donny Fattah, Ian Antono, Yockie S, Teddy Sujaya). God Bless merilis debut albumnya pertamanya dengan judul Huma Diatas Bukit pada tahun 1976. Setahun kemudian ia menggarap album Duo Kribo (Ahmad Albar & Ucok AKA Harahap) Vol. 1 dengan judul Neraka Jahanam yang melambungkan hit berjudul sama. Lagu ini menurut Ian sangat monumental karena menjadi cikal bakal tumbuhnya musik rock di Indonesia. Selanjutnya di tahun 1978 menggarap album Duo Kribo album Vol. 2 (Pelacur Tua), dan Vol. 3 (Panggung Sandiwara). Di tahun 1990 ia membentuk Gong 2000 dan merilis beberapa album.

Seputar sistem amplikasi gitarnya, Ian Antono bercerita, bahwa ia masih memboyong seluruh peralatan miliknya kemanapun ia manggung. "Walaupun pihak sound sistem juga sering menyediakan kabinet speaker yang secara spesifikasi sama, tapi saya lebih percaya menggunakan milik sendiri,"katanya. "Soalnya saya tahu persis kondisi seluruh peralatan saya. Saya pernah menggunakan kabinet speaker kepunyaan rental, meskipun secara fisik speakernya baik-baik saja, tapi soundnya berbeda. Seperti ada yang out of face gitu," katanya lagi."Waduh nyesel juga saya enggak bawa kabinet sendiri,"tegas Ian.

Kiprah Ian Antono dipanggung musik telah membuahkan banyak penghargaan antara lain BASF Award (1987 - 1988) untuk Arranger Terbaik dan Komposer Terbaik untuk album Gersang (Nicky Astria), HDX Award (1989) untuk lagu Buku Ini Aku Pinjam (Iwan Fals), BASF Awards (1992) Album Bara Timur (Gong 2000) sebagai The Best Selling Album dan The Best Arranger & Composer, HDX Award (1994) untuk album Laskar (Gong 2000) sebagai Album Terbaik. Yang tak kalah penting adalah penghargaan dari Diamond Achievement Award atas dedikasi dan prestasi tinggi di dunia musik di tahun 1995.

Musik memang sudah menjadi bagian hidup Ian Antono. Meskipun kini kegiatannya tidak seaktif dulu, Ian Antono masih terus mengikuti perkembangan musik. Kegiatannya saat ini adalah mengarahkan kedua anaknya Evan Antono dan Rocky Antono yang mengikuti jejaknya menjadi musisi.
Dengan dirilisnya album TRIBUTE TO IAN ANTONO, ia mengharapkan ada tindak lanjut lagi, dalam bentuk konser dimana semua band dan musisi yang tergabung dalam album itu manggung bareng.

Godbless




Sejarah BAND God bless
Sejarah God Bless tidak terlepas dari perjalanan karir Achmad Albar, vokalis sekaligus pentolannya. Iyek, begitu ia sering disapa, setelah melanglang buana di Belanda dan kembali ke Indonesia, ia pun berangan-angan membentuk sebuah band. Bersama Ludwig Le mans, gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda, Iyek lalu mengajak Fuad Hassan (Drum), Donny Fattah (Bass) dan Deddy Dores (Kibord) untuk membentuk sebuah band. Tahun 1972, formasi ini mengikuti pentas musik Summer・8・semacam pentas Woodstock・ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang di ikuti berbagai grup dari Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Tapi tak lama setelah itu, Deddy Dores keluar dan di gantikan Jockie Soerjoprajogo. Formasi ini pun mulai getol berlatih di kawasan puncak, Jawa Barat dan mematok nama God Bless sebagai nama grup mereka. Tanggal 5-6 Mei 1973, untuk pertama kalinya God Bless tampil di depan publik, di Taman Ismail Marzuli (TIM) Jakarta.

Tahun 1975, formasi God Bless yang paling solid yakni Achmad Albar (Iyek), Donny Fattah (Bass), Jockie Soerjoprajogo (Kibord), Teddy Sudjaja (masuk menggantikan Keenan Nasution yang sebelumnya juga menggantikan Fuad Hassan yang meninggal dunia akibat kecelakan) dan di tambah sang gitaris handal Ian antono. Meraka merampungkan Album perdana Huma diatas Bukit yang merupakan soundtrek film yang di sutradarai oleh Suman Djaya.

Tahun 1970-an, boleh dibilang adalah masa kejayaan God Bless di panggung. Diantara beberapa band Rock yang timbuh saat itu, sebut saja macam Giant Step, The Rollies dan AKA, God Bless hampir tak tertandingi. Kendati kerap mengusung reportoar asing milik Deep Purple, ELP, hingga Genesis, namun aksi panggung serta skill masing-masing porsonelnya boleh dibilang di atas rata-rata. Di tambah lagi God Bless pernah mendapat kehormatan untuk mendampingi konser Suzi Quarto dan Deep Purple di Jakarta. Namun keseringan menyayikan lagu asing, macam milik King Ping Meh, Queen, Edgar & Jhonny Winters, Deep Purple dan Genesis membuat gaya musik para personel God Bless sedikit banyak terpengaruh. Hal tersebut tergambar jelas dalam pengarapan album perdana mereka, Huma Diatas Bukit yang cukup banyak terpengaruh sound Genesis.

Menjelang pembuatan album kedua Jockie Soerjoprajogo keluar dari formasi dam memilih mengerjakan proyek album solonya serta menggarap proyek Badai Pasti Berlalu, album yang melejitkan penyanyi Chrisye. Posisi Jockie Soerjoprajogo kemudian di ambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album kedua cermin (1980). Di album ini konsep musik God Bless sedikit berubah. Sentuhan permainan kibord Abadi Soesman yang banyak di pengaruhi unsure musik jazz dan The Beatles menjadikan ramuan aransemen lagu=;agunya terkesan lebih rumit dan membutukan skill tinggi dalam memainkannya. Tapi menurut Abadi, album yang sebagian besar materinya di rekam secara live tersebut tidak terlalu memuaskan mereka. Karena sebelum rekaman, kami sudah memainkan lagu-lagu itu selama setahun penuh, katanya suatu ketika.

Dua tahun setelah album cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan diri. God Bless sendiri vakum beberapa tahun. Di tengah kevakuman God Bless, Achmad Albar banyak mengeluarkan album solo dan bekerja sama dengan beberapa musisi, sebut saja Areng Widodo, Ucok AKA Harahap, dan pernah membuat Album Dangdut (Zakia dan Laguku)

Tahun 1988, God Bless menggebrak dengan lagi lewat album Semut Hitam, yang kembali menghadirkan permainan kibord Jockie Soerjoprajogo. Di album ini lagi-lagi konsep musik God Bless berubah. Dari tadinya lebih bernuansa rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras karena pengaruh musik hard rock dan heavy metal yang mengikuti zamannya waktu itu.

Secara komersil, boleh dibilang album semut hitam yang antara lain melejitkan lagu kehidupan, semut hitam dan rumah kita ini cukup sukses. Sayangnya, keberuntungan tersebut tidak di barengi oleh keharmonisan hubungan di antara personelnya serta pihak manajemen. Buntutnya, Ian Antono menyatakan hengkang dari grup yang membesarkan namanya ini. Posisinya kemudian di gantikan oleh gitaris muda berbakat dari Borneo, Eet Sjachranie yang sebelumnya sempat memperkuat bandnya Fariz RM dan grup

Cynomadeus. Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis karir solo sebagai pencipta lagu, arranjer dan produser. Ia berhasil melambungkan nama Ikang Fauzi, Nicky Astria dan menyegarkan karir Iwan Fals kembali lewat album Buku ini aku pinjam dan Mata Dewa.

Setelah Album Semut Hitam (1988), tidak berlama-lama lagi di tahun 1989 God Bless langsung merilis album Raksasa. Untuk kesekian kalinya konsep musik God Bless goyah lagi. Di Album Raksasa, permainan gitar Eet Sjachranie yang sangat modern sangat mempengaruhi pada perubahan musik God Bless. Selain lebih keras juga terkesan lebih bright dan serat akan sound rock yang trend di akhir tahun 1980-an. Di album ini melejit lagu Maret 89, Menjilat matahari, Raksasa yang sangt kental dengan permainan gitar Eet Sjachranie yang banyak terpengaruh musik Van Helen dan juga ACDC.

Ditahun 1991 God Bless merilis Album Story Of God Bless yang merupakan lagu-lagu lawas mereka yang dirilis ulang sebut saja lagu Huma diatas Bukit, Sesat, Musisi, Setan Tertawa, She Passad Away adalah lagu-lagu yang di arensmen ulang dan sangat lebih segar, modern. Setelah album ini grup band yang menjadi tonggak musik rock di Indonesia ini vakum dan masing-masing poersonil nya sibuk dengan proyeknya sendiri-sendiri. Sebut saja Eet Sjachranie dengan Edane nya. Jockie Soerjoprajogo dengan Kantata Takwa, Swami dan juga Suket serta melambungkan nama Mel Shandy dan Ita purnama Sari. Donny Fattah dengan Kantata Takwa juga dan melambungkan grup pendatang baru Power Metal. Teddy Sudjaja yang memproduseri dan menciptakan lagu-lagu Aggun C Sasmi. Achmad Albar sendiri dengan solo nya yang cukup sukses. Selain itu juga diawal tahun 1990-an banyak bermunculan Band-band muda berbakat sebut Slank, Power Metal, Grass Rock, Elpamas dan Kaisar. Dan ironisnya di awal tahun 1990-an itu juga muncul grup band yang merupakan duplikat dari God Bless sendiri yakni Gong 2000 di mana tiga porsonelnya Achmad Albar, Ian Antono dan Donny Fattah serta di tambah Harry Anggoman (Kibord) dan Yaya Muktio(Drum) melejit dengan lagu-lagu Rock yang bernuasa pentatonic Bali, dan ada beberapa lagu lawas God Bless yang masuk di Album Gong 2000 ini.

Selang beberapa tahun vakum yang cukup panjang, di tahun 1997, para porsonel God Bless, termasuk Eet dan Ian Antono kembali berkumpul. Workshop yang mereka gelar di kawasan puncak, Bogor menghasilkan album berjudul Apa Khabar, yang merupakan album kerinduan mereka untuk kembali berkiprah di panggung musik. Kisah selanjutnya setelah penggarapan album Apa Khabar, Eet Sjachranie resmi mengundurkan diri dari formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri EDANE, yang sejak tahun 1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.

Menjelang penggarapan album-album terbaru God Bless giliran Jockie Soerjoprajogo dan Teddy Sudjaja yang mengundurkan diri. Penggarapan album pun menjadi terlambat, sepanjang tahun 2000 hingga 2005 God Bless belum juga merilis album lagi. Sepanjang tahun 2000 hingga 2006 ini banyak nama-nama yang sempat mengisi kekosongan di tubuh God Bless di antaranya, Kembalinya Abadi Soesman, Inang Noorsaid, Iwang Noorsaid, Harri Anggoman, Yaya Muktio dan Gilang Ramadhan. Entah sekarang bagaimana khabar grup yang menjadi leganda musik rock Indonesia ini. Terakhir mereka masih manggung di acara Amild Live Soundernaline dan acara tahun baruan di Ancol dengan formasi Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah dan Gilang Ramadhan. Salut buat God Bless di usia yang tidak muda lagi mereka masih garang di atas panggung.

BIP

BIP merupakan grup musik yang dibentuk oleh Parlin Burman/Pay (gitar), Bongky Marcel Ismail/Bongky (bass), dan Indra Chandra Setiadi/Indra (keyboard) sesuai inisial nama mereka. BIP resmi berdiri tanggal 20 April 2000 di acara reuni Potlot yang diadakan di GOR Saparua, Bandung, empat tahun setelah Bongky, Indra, dan Pay hengkang dari Slank. Sebelum membentuk BIP, para personel jebolan Slank itu pernah membentuk Grup Band Sablenk (Saya Bekas Anak Slank).
Awal berdiri, BIP diperkuat oleh Jaka Hidayat (drum) dan Irang Perdana Arkad (vokal). Dengan formasi tersebut, mereka merilis dua album, TURUN DARI LANGIT (2001) yang mengandalkan lagu Skak Mat dan serta albumMIN PLUS (2002) di bawah PT EMI Music Indonesia.
Saat merilis album THE BEST OF BIP pada bulan April 2003, BIP mengumumkan pengunduran diri Irang. Album yang berisi 14 tembang itu sekaligus menjadi perpisahan bagi Irang. Di album tersebut, Irang masih mengisi vokal pada lagu terbaru BIP, yaitu Ternyata Harus Memilih dan Bosen.
Irfan Fahri Lazuardy alias Ipang, mantan vokalis grup band Plastik masuk menggantikan posisi Irang. Dengan formasi baru, BIP merilis album UDARA SEGAR (2004) di bawah Forte Record.
Dengan hengkang-nya Jaka Hidayat (drummer sebelumnya), Bip selalu saja gonta-ganti pemain drum, dari mulai Okky (ex drummer Taboo dan sekarang Andra and The Backbone) sampai Rico (ex drummer The Fly) pernah diajak gabung. Setiap kali show Bip memang selalu menggunakan additional drummer, padahal siapa yang tau kalo setiap kali rekaman dan bikin project, Bip sebenarnya sudah punya pemain drum tetap setelah keluarnya Jaka.
Pada akhir tahun 2009 BIP mengeluarkan lagu tanpa album
secara gratis,cuma lagunya
dipublikasikan lewat internet yang berjumlah dua lagu,yaitu :
Struggle (Tak Kan Pernah) dan Rock n Roll Pasu.
Kembli pada formasi, BIP sekarang punya drummer baru
Dia adalah Dede, dengan nama lengkapnya Dede Kumala. Sosok anak muda yang satu ini memang luar biasa. Dia memiliki bakat dan kemampuan bermain drum yang bisa dikatakan mahir. Melihat bakatnya, dia memiliki prospek besar yang bisa disejajarkan dengan drummer-drummer terbaik negri kita ini.

Biografi Boomerang

 
boomerang1   Dalam lintasan sejarah musik di Indonesia, nama Boomerang, pada dekade tengah 90-an sampe akhir 90-an, termasuk salah band yang membubung tinggi. Nama ini nyaris bisa disejajarkan dengan Slank, di awal kariernya. Boomerang punya massa yang fanatik dan fans yang jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit. Kaset-kasetnya selalu terjual di atas 100 ribu. Komunitas Boomers –sebutan fans Boomerang—menjadi salah satu fans yang punya organisasi rapi.

Band bernama Lost Angels yang beranggotakan John Paul Ivan (gitar), Inno Daon (vokal), Pet Agusty (dram) dan Hubert Henry (bas) merupakan cikal lahirnya Boomerang. Setahun setelah terbentuk, Roy Jeconiah masuk mengisi vokal menggantikan Inno Daon yang hengkang.

Setelah melakukan latihan bersama dan sering tampil di pentas-pentas musik Surabaya, mereka lalu mengikuti festival musik rock yang diselenggarakan oleh Log Zhelebour, di penghujung tahun 1992.

Di ajang itu, Lost Angels berhasil masuk sepuluh besar dan lagu mereka yang berjudul No More direkam ke dalam album kompilasi 10 Finalis Festival Rock se-Indonesia VII ('93). Berawal dari ajang itu, Lost Angels pun langsung dipercaya menjadi grup pembuka tur grup rock Gong 2000 di Sulawesi Selatan Juni-Juli 1993.

Menjelang merilis album perdana yang diproduseri oleh Log Zhelebour, Pet Agusty dikeluarkan dari formasi Lost Angels. Band ini sendiri kemudian mengganti nama menjadi Boomerang, 8 Mei 1994. Pengubahan nama dilakukan karena pada saat diambil keputusan tersebut mereka benar-benar ingin memulai segalanya dengan suasana yang baru. Nama Boomerang sendiri diambil dari salah satu judul lagu di album perdana mereka yang mampu melejitkan lagu Kasih dan No More.

Di tengah proses promosi album, para personel Boomerang melakukan audisi untuk dramer baru. Januari 1995, Farid Martin terpilih untuk memperkuat formasi Boomerang sebagai dramer baru dan langsung masuk studio menggarap album kedua yang berjudul Kontaminasi Otak. Dari album ini, melejit hits Bawalah Aku dan O-ya dan membawa mereka untuk tur promo di Pulau Jawa, Lombok, Sumatera dan Kalimantan.

Tanggal 15 Mei merupakan momen yang tak terlupakan bagi Boomerang. Di hadapan 20 ribu penonton yang memenuhi stadion Tambaksari, mereka dipercayakan menjadi band pembuka grup rock asal Amerika, Mr.Big. Untuk menunjang promosi even tersebut, Boomerang lalu mengeluarkan satu video klip baru berjudul Kehadiran.

Setelah merilis album Disharmoni dan album cover version, Segitiga, Boomerang lalu merilis dua album bertitel "the best", yaitu Best Ballad dan Hard 'n Heavy untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-lima.

Setelah itu, mereka bersanding dengan Jamrud dalam tur panjang sebanyak tujuh kota di Sumatera, September 1999. Perjalanan konser ini termasuk spektakuler, karena show di setiap kota menghabiskan dana produksi sebesar Rp.400 juta dan dipadati sekitar 3o ribu penonton di tiap kota.

Saat penggarapan album terbaru yang berjudul X'Travaganza, Log Zhelebour selaku promotor dan produser eksekutif memberikan kepercayaan dan fasilitas penuh pada kreativitas personel Boomerang. Tidak tanggung-tanggung, dari album ini, ada tujuh lagu yang ditampilkan dalam bentuk video klip. Lagu-lagu tersebut adalah Pelangi, Tragedi, Gadis Extravaganza, Kembali, Bungaku, Milik-Mu dan Psycho.

Tapi itu dulu. Usai ialbum terakhir tahun 2000, Boomerang mulai ‘berulah’ dengan memutuskan keluar dari manajemen Log Zhelebour. Alasannya karena ingin penyegaran. Repotnya, Log sendiri seperti ‘mengambangkan’ nasib Boomerang yang ingin pindah ke label lain. Alhasil selama 3 tahun, Boomerang terkatung-katung tak merilis album satupun. Mereka memang masih tampil di beberapa event musik, tapi sporadis saja.

Keputusan Boomerang itu bisa dibilang blunder. Sebelumnya, band ini sebenarnya termasuk kesayangan Log Zhelebour. Mereka digeber maksimal oleh promotor rock kawakan bertubuh tambun itu. Akhirnya mereka repot sendiri, meski terakhir mereka ditampung di Sony Music Indonesia dan merilis album baru, Terapi Visi.

Kelemahan mendasar lainnya adalah manajemen Boomerang yang sepertinya ‘berantakan’. Dulu mereka langsung dibawah manajemen Log, tinggal main saja. Tapi sekaranng, mereka harus mengemas manajemen sendiri yang solid. Ini yang tidak mereka punya atau paling tidak butuh pembuktian untuk berhasil.

Dari sisi teknis, Boomeran tidak bisa dibilang membawa pembaruan musikal yang revolusioner. Malah musiknya di album baru, itu-itu saja. Sebenarya mereka beruntung, di Sony musiknya dilepas tanpa edit dari dari label. Sayangnya, mereka kurang manfaatkan itu dengan maksimal. Misalnya minta pertimbangan dan mengadakan survey pasar. Rupanya mereka seperti ‘terjebak’ pada euforia masa lalu yang sukses.

Musikalitas Boomerang sudah makin jauh tertinggal. Dibandingkan dengan band-band rock yang berkibar seperti Slank, Jamrud, atau /riff misalnya, mereka lebih berani eksplore sound yang lebih modern. Boomerang masih kepatok di genre yang lama. Kalau ini dipertahankan, maaf, Boomerang akan turun derajat menjadi band menengah. Sayang kan?

Dari kacamata pengamat musik Bens Leo, kembalinya Boomerang merilis album membuktikan mereka tetap eksis sebagai band panggung khususnya di jalur musik rock. "Kelompok Boomerang itu sampai sekarang bisa bertahan karena mereka konsisten dengan musik yang mereka usung. Perjalanan karir Boomerang tentunya mengingatkan kita pada kelompok rock AKA dan SAS yang tetap konsisten dengan musik rock sehinga mereka bisa berjaya diblantika musik rock tanah air,"kata Bens pada TEMBANG.com.

Namun karakter musiknya dari album pertama hingga album kelima musik Boomerang tidak mengalami perubahan. "Musik Boomerang itu punya karakter tersendiri. Jadi wajar kalau penggemarnya juga banyak seperti Slank,"jelas pengamat musik ini.

Lepasnya mereka dari Logiss Records, perusahaan rekaman milik Log Zhelebour yang telah mengontrak mereka untuk lima album, menurut Bens itu sah-sah saja dilakukan oleh Boomerang."Tapi perlu diingat, sebelum bergabung di Sony Music Entertainment Indonesia (SMEI) pada 2002, Boomerang harus berterimakasih dengan Log karena di beberapa album Boomerang, Log sebagai produser pernah membuatkan tujuh video klip Boomerang untuk promosi album.Itu kan luar biasa sekali untuk sebuah promosi album,"tambah Bens.

Alasan lain mengapa Boomerang melirik Sony Musik, menurut Bens karena Boomerang juga ingin melirik pasar kaset di wilayah Asean."Dan itu hanya mereka dapatkan di Sony Musik, tapi kalau di Loggi Record belum tentu kesempatan itu mereka dapatkan,"ujar Bens.

Senada dengan Bens, pengamat musik Denni Sakrie mengatakan, “Saya kira dengan bergabungnya Boomerang di Sony Music jadi satu hal yang membanggakan. Sebelumnya musik rock kan sangat menembus Sony Music. Tapi setelah kelompok Edane sukses membuktikan musik rock mereka di pasar kaset tanah air, tentunya kesempatan yang sama juga akan dibuktikan oleh Boomerang kalau album mereka memang memiliki pasar,"kata Denni Sakri.

Diterimanya rock di Sony ternyata menurut Denni ada hubungannya dengan pihak Sony Music yang akan membuka satu ruang lagi untuk aliran musik rock ."Namanya Progresif Rock Sony (PRS),"jelas Denni.

Sementara untuk album Booemerang yang terbaru menurut Denni tetap konsisten dan kental dengan ciri khas musik rocknya. "Ciri itu yang membuat Boomerang tetap disukai oleh penggemaranya. Apalagi dengan kemampuan olah vocal dan aksi panggung Roy Jeconiah, penggemar Boomerang akan tetap konsisten dan tidak akan melirik band lain,"kata Denni.

Sementara Bagus, vokalis Netral mengaku salut dengan kekonsistenan anak-anak Boomerang yang sampai album terbaru tetap tidak berubah dan konsisten mengusung musik rock. Terlepas dari kekurangan yang ada, Boomerang memang mencoba tetap eksis.

U9 Biografi (Sejarah U9 (ungu5)

[U9+b(2).jpg]

Lewat lagu ciptaan sendiri berjudul Ilusi, dan lagu bebas berjudul Musisi milik God Bless, akhirnya kelompok musik yang cikal bakal terbentuknya dari band sekolah di SMP I Kediri ini dinobatkan sebagai grup rock terbaik dari 500-an peserta Djarum Super Rock Festival IX, setelah berhasil menyisihkan 9 rivalnya di grand final, yang digelar Stadion Tambaksari - Surabaya, 25 Agustus 2001.

Tampilnya Ungu 5 yang kemudian berganti nama jadi U9 sebagai juara pertama di festival tersebut sekaligus membuka peluang dan kesempatan untuk masuk ke jalur rekaman. "Itu yang kita tunggu-tunggu," aku Ferdi, dramer U9. Apa yang jadi impian sekaligus obsesi grup rock asal Kediri yang diperkuat Hendra (vokal), Tyo (gitar 1), Sunu (gitar 2), Iwan (bas), Nanda (kibor), dan Ferdi (dram), akhirnya jadi kenyataan dengan dirilisnya debut album mereka bertajuk The Champion Of “All Indonesian Rock Festival IX (2001), yang dirilis Juni 2004.

Mereka juga masih ingat ketika lagu Ilusi sempat dikritik oleh salah satu juri di festival tersebut, banyak dipengaruhi warna Dream Theater. Mereka tidak menampik kalau Dream Theater banyak memberi pengaruh ke U9. Pasalnya semua personel U9 ini pengagum berat grup tersebut. "Di panggung kita paling sering membawakan lagu-lagu mereka. Kebetulan musik kita lebih ke progresif rock," kata Hendra. "Kebetulan kita semua menyukai progresif rock, sehingga rock yang kita mainkan arahnya lebih ke situ, ke rock progresif" sambung Ferdi, yang terpilih sebagai penggebuk dram terbaik Djarum Super Rock Festival IX.

Soal konsep musik albumnya sendiri, menurut Hendra, lebih ke progresif rock. Tapi progresif rocknya tidak serumit grup idola mereka, Dream Theater. Diakui, untuk memainkan progresif rock tingkat kesulitannya cukup tinggi, tapi justru itu yang jadi tantangan personel U9. "Kebetulan sekarang ini nggak banyak grup band yang ke sana, justru U9 arahnya ingin ke prog rock,” kata Ferdi menambahkan.

Nama awalnya Ungu (saja). Dan dengan nama itulah mereka sukses menjadi kampiun Festival Rock Se-Indonesia IX tahun 2001 lalu di Jakarta. Band asal Kediri ini sukses menjadi juara pertama. Dalam perjalanannya kemudian, mereka 'terbentur' soal nama band yang sama dengan band asal Jakarta, yang mengusung pop rock. Akhirnya mereka mengbah (sementara) menjadi Ungu Five. Sempat menjadi pembuka konser Jamrud di Malang, nama band ini kemudian seperti meredup.
Tiba-tiba, nama mereka disebut-sebut kembali ketika beberapa hari lalu, Selasa (8/6/2004) di HardRock Cafe Jakarta, sekumpulan anak muda ini muncul dalam konperensi pers bareng Log Zhelebour. Rupanya mereka merilis album dan mengusung nama baru U9. Beginilah alasan Log,"Perubahan nama ini untuk menghindari kesamaan dengan band yang bernama sama. Sementara angka sembilan karena mereka pemenang festivakl yang ke 9. Semoga bisa bawa hoki," kata Log berseloroh.
Melihat jenjang perjalanan band ini, sebenarnya tak bisa dibilang band baru. U9 terbentuk 11 September 1997 di Surabaya Jawa Timur. Personil awalnya Ferdi Iskandar (dramer), Nanda Iskandar (kibor), DaniIwan Prast (basis), dan Hendra Darmawan (vokal). Untuk kelas lokal Jawa Timur, siapa yang tidak kenal dengan band yang berhomebase di Kediri ini. Beberapa festival kecil yang mereka ikuti, memberikan banyak gelar the best kepada band dan personilnya. Sampai akhirnya juara di festival rock.
Dalam perjalanannya, Ungu Five harus merelakan Dani (gitaris) yang keluar karena alasan pribadi dan merekrut Tyo sebagai gitaris baru. U9 memilih progresif rock sebagai aliran yang mereka anut dengan ertimbangan art rock terkenal dengan tingkat kesulitannya dan mereka bangga sekali kalau bisa memainkan komposisi yang sulit dengan bagus tetai tidak setiap konser mereka memainkannya karena tidak semua rang menyukainya.
U9 juga tak akan menampilkan progresif yang njilmet dalam albumnya nanti, mereka buat pregresi yang ada unusr sweet dan harmoni. Dengan durasi yang lebih pendek. Soal pengaruh musik, Ungu Five mengaku sebenarnya terinspirasi secara personil saja. bagi mereka musik mereka adalah musik pendidikan.
Untuk album barunya ini, mereka memberi judul U9 1st Album The Champion Of "All Indonesia Rock Festival IX" yang mengandalkan hits Salah Aku. Kini mereka beranggota Hendra (vokal), Tyo (gitar), Sunu (gitar), Iwan (bas), Nanda (kibor), dan Ferdi (dram).
Kepada band ini, Log malah sempat melempar pujian, "Mereka sudah punya kematangan bermusik."
Untuk video klip, U9 malah sudah membuat dua klip Salah Aku dikerjakan oleh Jose Purnomo dan Masih Cinta yang digarap Firlan. Untuk album ini, masteringnya digarap di Studio 301 Australia.

BAND asal Kediri ini sekarang siap "bertempur" lagi di kancah musik Indonesia. Apalagi kini mereka sudah diperkuat amunisi baru seperti John Paul Ivan, mantan gitaris Boomerang yang bergabung dengan line-up lain seperti Ferdi [drum], Hendra [vokal] Sunu Kidal [gitar], Nanda [kibord], dan personil baru lainnya, Eenk [bass].

Ivan sebagai personil baru, sudah terlibat dalam penggarapan album baru U9 yang diproduseri oleh Log Zhelebour, awal desember 2005 lalu. Proses recordingnya dilakukan di Studio Logiss Jakarta, dan rencananya albumnya sudah beredar di bursa musik tanah air sekitar awal Maret 2006.

U9 sendiri akhirnya juga harus kehilangan Iwan [bass] yang mengundurkan diri. Iwan adalah personil yang ikut membawa U9 [masih bernama Ungu --red] sebagai jawara Festival Rock versi Log Zhelebour ke-IX, 2001 silam. Personil sebelumnya yang mengundurkan diri adalah Tyo [gitaris] yang digantikan oleh Ivan.

Sedikit tentang album baru, Hendra yang dkontak TEMBANG.com menjelaskan, ada sekitar 38 lagu yang ditawarkan. "Tapi akhirnya dipilih 12 lagu yang terbaik untuk mengisi album baru kita," terang cowok bermata sipit ini kalem.

Ivan sendiri mengaku, meski lebih senior di banding personil U9 lainnya, tapi sebagai personil baru dirinya akan ikut aturan main yang sudah disepakati oleh majamen Log Zhelebour selaku produser. "Yah, saya harus ikut aturan main mereka. Apalagi saya personil baru," terangnya pada suatu kesempatan.

U9 tampaknya siap menjadi magma baru rock Indonesia. Personil baru yang lebih segar, diharapkan bisa membawa band Kediri ini ke tempat yang lebih tinggi lagi.

Sumber : http://pusat-infomusik.blogspot.com/2008/04/sejarah-u9-ungu-5.html

Biografi Funky Kopral

Funky Kopral: Gado-Gado tapi Jago




Album ‘Dadakan’
Funky Kopral adalah band gado – gado, dengan dukungan personil yang menyukai beragam jenis musik, “Tapi selama ini, kami tetap akur-akur saja. Kesukaan pada musik boleh berbeda, tapi pada saat berkarya, visi musik kami sudah satu, ” ujar Angga, vokalis. Anak muda ini nge-rap pada sedikitnya 4 lagu, antaralain pada lagu ‘Depresi’, ‘Suntuk’ dan ‘Burn The Liar’. Lagu yang disebut terakhir, malah nyaris full rap. Padahal, Angga tak gemar benar pada musik rap, “Jaman ngeband pertamakali waktu masih di SMP, gue seneng bawain lagu-lagu Nirvana atau Oasis. Pokoknya, lagu-lagu yang lagi ngetop, waktu itu masih langka lagu rap, ” masih kata Angga.
Kristo dan Arlonsy mengaku, tak pernah mau tabrakan waktu main gitar secara barengan. Double lead guitar dalam formasi Funky Kopral bisa diakali, dengan membuat format aransemen yang memungkinkan masing – masing personil tetap berperan dominan, sambil menjaga ego. Hal itu tampak pada permainan duet gitar Kristo – Arlonsy pada lagu ‘Birokrasi’ dan ‘Masa Depan’. Di sana, permainan gitar keduanya terdengar saut-sautan, tapi tetap pada takaran harmoni musik yang terjaga. “Kalau dia lagi nge-lead, gue nge-rhythm. Begitu sebaliknya. Ngapain harus merasa paling jago, honor mainnya sama ini, ” seloroh Kristo. Itulah asyiknya Funky Kopral. Dalam usia yang nyaris sepantar – antara kelas 2 dan 3 SMU – kecuali drummer Robbi yang sudah jadi mahasiswa, Funky Kopral gampang sekali menyatukan ide dan visi musik. Robbi adalah musisi tertua yang berasal dari Lampung.
Yang unik, Funky Kopral hanya menyodorkan 2 demo lagu waktu pertamakali datang ke pe- rusahaan rekaman ‘Universal Music Indonesia’, yakni lagu ‘Funchopat’ dan ‘Pesta Funky’. Tatkala beberapa hari kemudian mereka diterima masuk ‘keluarga’ Universal tanpa audisi live lagi, “Kami kaget setengah mati. Suka bercampur panik. Masalahnya, terus terang saja, Funky Kopral waktu itu belum siap menggarap rekaman satu album, ” begitu bocoran berita dari Kristo.
Gado-gado & Supermarket
Bulan Maret 1999, mereka mulai masuk studio rekaman ‘Metro Music – Blackboard’, mengambil shift malam, biar tidak tabrakan dengan jadwal sekolah atau kuliah. Pekerjaan baru ini dirampungkan sepanjang 4 bulan, kira-kira dengan 35 shift. Yang membuat Funky Kopral agak lama masuk studio adalah, kekurang siapan mereka pada materi lagu dan aransemen.
“Jika mau jujur, sebenarnya kami belum puas benar dengan hasil album pertama. Tapi, secara konsep bermusik – terus terang – Funky Kopral memang sengaja membuat lagu yang tidak semba- rangan. Artinya, lagu-lagu Funky Kopral bukanlah lagu pasaran. Kami usahakan, jika orang dengar lagu Funky Kopral, ada sesuatu yang beda dari band lain, dan bisa menunjukkan skill bermain kami. Itulah kepuasan Funky Kopral di album pertama, di antara sejumlah kekurangan yang lainnya,” tambah Bondan.
Dari pengembaraan ber-musik mereka sejak awal main band yang rata-rata sejak SMP, ujungnya terbentuklah format musik gado-gado. Ada unsur rock, ada hard core, ada jazzy, rap, funky dan hip-hop. Kelak, setelah basis musik itu mereka olah, jadilah format musik Funky Kopral seperti sekarang. Mereka menyebutnya dengan musik supermarket. Di sana, ada banyak pilihan, tapi tetap mengacu ada style bermusik anak muda: badung, cenderung vulgar dan funky. Tegasnya, Funky Kopral pengen bilang : “Kami tidak fanatik pada aliran musik tertentu. Syukur jika musik Funky Kopral menjadi trend setter perkembangan musik anak muda di Indonesia, ” ujar Angga. Tapi, di ujung wawancara, Funky Kopral menyebut musik yang dimainkannya sebagai jenis musik Funkedhelic Rhythm and Distortion. Tentu saja ala Funky Kopral.
Lirik Menjadi Ciri
Kecuali jenis musik, lirik yang unik dan aktual juga menjadi ciri dari kekuatan bermusik Funky Kopral. ‘Funchopat’ misalnya, bercerita tentang seseorang (atau lebih) yang memiliki kepribadian ganda, tapi gayanya tetap funky, keren dan cool banget. Dalam liriknya seolah ada laki-laki yang disukai cewek, tapi belagak bego. Berdandan ala skater, tapi nggak bisa main skate. Lagu ‘Funchopat’ ini diunggulkan oleh eksekutif produsernya, dan dipilih sebagai single hit perdana. Video klipnya digarap oleh Oleg Sanchabakhtiar dari ‘Planet Design Indonesia’.
“Kami ngasih musik, sutradara ngasih visual. Kami bisa bekerja sama enak sekali dengan tim Mas Oleg. Video klipnya bertema skateboard, gerakan pemain skateboard-nya seirama dengan musiknya. Pemain skateboard-nya kami ambil dari anak-anak skate Kelapa Gading dan Senayan, lokasi syutingnya di Tanjung Priok, ” papar Angga.
Lalu, mari kita lihat lagu ‘Birokrasi’, yang ada bunyi gitar ‘saut-sautan’. Di sana Funky Kopral mengaku tidak mau menyinggung siapa-siapa. Juga bukan lagu kritik sosial. Funky Kopral tidak bermaksud menulis lagu untuk orang tertentu. Terserah, siapa yang merasa tersindir, silahkan bereaksi, “Kayaknya banyak orang birokrat yang cuek-cuek aja dengerin lagu macam itu. Kalau toh pesannya nggak sampai, ya nggak masalah, ” tambah Kristo.
Pada lagu ‘Suntuk’, Funky Kopral mencoba membedah sesuatu yang bersifat rutinitas. Pesan sosialnya ada pada unsur rapnya. Begitu seterusnya. Lalu, lagu apa yang paling punya tingkat kesulitan tinggi? Funky Kopral menganggap tak ada. Sebab semua lagu punya karakter berbeda, tingkat kesulitan tak sama pula. ‘Funchopat’, sulit untuk running bas gitarnya, sedang lagu ‘Birokrasi’ justru punya tingkat kesulitan pada isian double lead guitar-nya. Tapi, kalau ada yang tanya, lagu mana yang paling mereka sukai, awak Funky Kopral akan menjawab sama, “Funchopat”! Sebab Funchopat punya sejarah, karena lagu inilah yang paling awal didengar dan diterima produser eksekutif, ” ujar Angga sambil melepas tawa.
Satu hal yang tak kalah penting adalah, dalam pertunjukan live, Funky Kopral juga enak ditonton. Bergaya di depan kamera dalam penggarapan video klipnya pun, mereka terasa jago. Itu pula sebabnya, tanpa mau dianggap pongah, Funky Kopral memasang pesan “Dengarkan dulu, baru kasih komentar !”
Kopral Yang Funky
Embrio Funky Kopral dibangun sejak tahun 1996, tatkala Arlonsy, Bondan dan Kristo membangun band semasa SMP. Mereka memang satu sekolah di Jakarta. Band tanpa nama itu bubar, pada saat mereka masuk SMU. Suatu hari, mereka punya kerinduan untuk main bareng lagi, dan akhirnya diambillah Angga dan Robbi. Sebelum itu, Bondan sempat ngeband sendiri bersama rekan-rekannya, bahkan ikut dalam kompetisi band Tawuran Levi’s 1998 di Jakarta.
Tatkala diujung November 1997 ‘band ABG’ ini harus main di kampus IKJ kompleks Taman Ismail Marzuki, di tengah jalan mereka berfikir masalah nama bandnya. Tiba-tiba Kristo nyeletuk, “Gimana kalau kopral aja. Setelah disambung-sambungin, kok pas juga. Kopral kan pangkat termuda di tentara, jadi sama dengan band kami yang baru menetas dan anggotanya masih muda-muda. Kemudian, kami hubungkan dengan gaya hidup dan musik kami yang pakai unsur funky. Jadinya artinya, kopral yang bergaya funky…he…he. Ada nggak ya kopral funky ?” canda Kristo. Maka, nama Funky Kopral mulai dipakai resmi pada tanggal 1 Desember 1997. Lucu juga…
Dengan nama inilah rezeki mereka mengalir lumayan deras. Sejak dirilisnya album Funky Kopral Oktober 1999 lalu dalam sebuah Temu Pers di Hard Rock CafĂ© (Jakarta), frekuensi show mereka mulai kenceng. Mereka menganggap pas bermain di tengah audiens anak muda yang mau mengapresiasi musik mereka yang kayak gado-gado dan super-market itu. Misalnya, November lalu mereka main untuk fansnya yang dikelola Radio Madama (Makasar), dengan jumlah audiens yang membludak. Dengan ‘HR’ antara 3 juta – 5 juta perak, Funky Kopral kini mulai mencicil untuk membenahi fasilitas peralatan sendiri.
Band ini juga dikenal sangat kooperatif. Jika di daerah tempat mereka main tak ada peralatan yang memadai sesuai raiders (permintaan peralatan) maka, Funky Kopral biasanya akan membawa peralatan musik sendiri, kecuali set drum dan tata suara, tentunya. Mereka hanya butuh dua ampli untuk dua gitarnya, dan sound engineer yang tanggap pada musik garapannya.
Untuk sementara, Funky Kopral ‘baru’ memiliki 2 orang roadies, “Selebihnya, jika kami main di luar Jawa yang harus memakai pesawat (terbang), biasanya hanya membawa satu orang roadie. Peralatan musik, ditenteng masing-masing oleh musisi. Kasihan promotor jika harus membayar uang tiket lagi, ” ujar Angga.
Armand Maulana dari GIGI berani berkomentar tentang Funky Kopral, “Mereka adalah band masa depan, baik untuk lagu ciptaannya maupun live performance-nya yang asyik !”
 
Funky Kopral adalah :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzbCTeEWIIdFsPz_nlbifc1yfduph4Aj1I1oZQcf1xeWd2KQcQnbFdkiQSbJ-z0fVJ8nIP5-5hNsVFs6KyVF5_Nn6UOs06tL3zGq1R_PNBnjRPNkmzVN_i3ggPW8eNoIOduBwpeyA_8hnm/s400/FuncHopat+Avatars.jpg
Anggara Mulia ( vokal ), lahir di Jakarta 5 Mei 1983. Bersama Funky Kopral, pernah memenangkan penghargaan Juara I Kompetisi Band ABA Pertiwi 1998 dan Juara I dan Favorit Tawuran Musik Levi’s 1998 (bersama Band SMU Islam Harapan Ibu ). Angga adalah murid SMU Islam Harapan Ibu.
Arlonsy Miraldi ( gitar / backing vokal ) dengan nama panggilan Oei / Oncy, lahir di Palu, 2 Oktober 1982. Pelajar SMU 86 ini memakai gitar Ibanez dan aksesori Boss.
Bondan Prakoso ( bas / backing vokal ), Jakarta 8 Mei 1982. Pelajar SMU Islam Harapan Ibu, pemakai bas Ibanez 4 strings dan 5 strings. Pernah jadi penyanyi anak-anak, bahkan sejak usia 5 tahun dan menghasilkan 8 album solo. Bondan pernah terpilih sebagai ‘best bassist’ pada Kompetisi Musik ABA Pertiwi 1998 dan Tawuran Musik Levi’s 1998. Kecuali menggemari ‘aliran’ hardcore, Bondan juga jadi ‘session man’ untuk sejumlah rekaman Blackboard.
Kristo Perwira (gitar), Jakarta 5 Agustus 1981, pelajar SMU 3 Setiabudi, pemakai gitar elektrik Jackson 6 strings dengan aksesoris Boss dan Jim Dunlop.
Bobbi Wibowo ( drummer ), Teluk Betung 7 September 1978, kini mahasiswa Universitas Lampung, jurusan Ekonomi Manajemen. Robbi adalah instruktur drum di Yayasan Musik Cressendo Lampung, tapi entah bagaimana lagi nasib kuliah dan pekerjaannya sebagai guru musik, pada saat ia rela ‘diculik’ memasuki formasi Funky Kopral pada hampir setahun terakhir ini.