Zulfikar
Akbar Peringatan pemerintah: Merokok dapat
menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan.
Jadi terfikir, apakah impotensi bisa menyebabkan kehamilan?
Pertanyaan canda soal larangan
merokok yang menjadi serius ketika dikembangkan kepada sektor
kepemimpinan nasional. Bagaimana tidak? Coba perhatikan wacana
penambahan perpanjangan masa jabatan Poresiden oleh salah satu politikus
bekas pengacara sekaligus aktor sinetron yang merupakan kader partai
tempat Presiden tersebut berada.
Lalu apakah hubungannya dengan kepemimpinan
nasional dan merokok?
Waduh, begini yah. Ayo kita coba perhatikan
baik-baik foto dibawah ini:
Bung Karno, MEROKOK…. Kretek lagi
Pak Harto, MEROKOK…. Cerutu pula
Habibie, TIDAK MEROKOK…. Rokok nggak hi-tech
katanya..
Mbak Mega, TIDAK MEROKOK…. Kalau memasak sih
iya…
Gus Dur, TIDAK MEROKOK…. Malas cari tukang
nyalain koreknya kali…
SBY, TIDAK MEROKOK… Cuman pernah nyoba kali,
segini doang niiihh….
(lihat gestur jarinya)
Nah dari catatan sejarah kita bisa melihat masa
jabatan kepresiden mereka masing-masing.
-
Bung Karno, menjabat selama 21 tahun, 1945 s/d 1967
-
Pak Harto, menjabat selama 32 tahun, 1967 s/d 1998
-
Habibie, Menjabat selama 1 tahun 5 Bulan, 1998 s/d 1999
-
Gus Dur, menjabat selama hampir 2 tahun, 1999 s/d 2001
-
Mbak Mega, menjabat selama 3 tahun lebih sedikit. 2001 s/d 2004
-
SBY, sementara maksimal menjabat selam 10 tahun, 2004 s/d (mungkin 2014)
Dari situ terlihat jelas kalau presiden yang
merokoklah yang paling lama jabatannya. Dari cerutu yang 32 tahun,
kretek 21 tahun, nyoba-nyoba merokok hampir 10 tahun dan yang tidak
merokok paling lama 3 tahun.
Jadi, menyambut wacana pak Ruhut “poltak’ Situmpol
soal perpanjangan masa kepresidenan. Saya rasa saya hazmi SRONDOL juga
berhak mengeluarkan wacana dan saran bahwa salah satu cara menjaga agar
tetap lama dan bila perlu menambah masa jabatan presiden adalah dengan
cara merokok.
Jadi Mr. President…. Jika mau lebih lama jadi
presiden. Merokoklah… !
0 komentar:
Posting Komentar